|
Sistem Produksi
Gilda, Putting Out dan Pabrik
Sistem Produksi Gilda
Pada prinsipnya pekerja datang ke
gilda harus diterima dan biasanya sudah berbekal keterampilan. Gilda dipimpin
oleh seorang master yang memiliki keterampilan, modal, alat, dan cenderung
mengembangkan barang-barang sekunder. Master mengandalkan hidup dari
barang-barang sekunder sehingga master harus membuat barang yang berkualitas
dan standar, yang harus dijual sendiri ke pasar, karena itu sifat dasar gilda
menjadi lebih tinggi. Setiap jenis gilda membentuk asosiasi induk untuk
beberapa tujuan. Suasana dalam gilda masih bersifat kekeluargaan, bahkan
kadang-kadang terjadi perkawinan antara anak master dengan karyawan gilda.
Dalam perjalanan waktu, gilda menjadi lemah karena beberapa faktor, yaitu
terhambatnya monolitas vertikal karyawan penuh untuk menjadi master, kompetisi
tidak sehat di antara gilda itu sendiri, sejumlah pemilik gilda menjadi kaya
raya, beberapa gilda beralih menjadi pedagang, dan luasnya pasar di luar negeri
menjadikan gilda semakin bergantung pada pedagang ekspor.
Ciri-ciri sistem produksi gilda,
yaitu:
·
Gilda dipimpin oleh seorang master
yang memiliki keterampilan, modal dan alat.
·
Pekerja dalam gilda berbekalkan
keterampilan.
·
Pengerjaan gilda dilakukan oleh
master dan para pekerjanya di tempat yang telah di sediakan oleh sang master.
·
Suasana dalam gilda masih bersifat
kekeluargaan.
Contoh
Sistem Produksi Gilda
Salah satu contoh sistem gilda yaitu
dimana para pekerja yang berjumlah 10-15 orang bekerja pada seorang master,
mereka membuat salah satu alat perangkap ikan air tawar yang bernama “pengilar
kawat”. Pembuatan pengilar kawat ini dilakukan di tempat sang master, disana
telah disediakan alat dan bahan yang diperlukan untuk merangkai pengilar kawat.
Pengilar kawat ini dipasarkan setiap hari oleh sang master dengan harga
Rp.30.000; per pengilar kawat. Dalam sehari sang master dapat menjual 100-200
buah pengilar kawat. Pengrajin pengilar kawat yang bekerja pada sang master
menerima upah per hari sesuai dengan jumlah/banyaknya pengilar yang dapat
mereka buat setiap harinya, dengan rincian Rp.1000; per pengilar kawat yang
dapat dirangkai.
Pembuatan
perangkap ikan, “pengilar kawat” di Sungai Pinang, Ogan Ilir (foto: ©2016 Indah
Maharani)
Sistem Produksi Putting-out
Pekerja rumahan yang bekerja secara putting
out system (POS) dimana para pekerja membawa pekerjaanya ke rumah
masing-masing. Selain itu majikan (employer) memberikan fasilitas atau material
yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang dipesan. Pada awalnya pekerja
harus menyediakan alat dan modal sendiri, tetapi pada perkembangan berikutnya,
alat, modal, dan pemasaran ditangani oleh pedagang. Kelemahan sistem produksi
putting-out yaitu sulitnya mengontrol ketepatan penyelesaian
produksi, beragamnya waktu penyelesaian produksi, sukarnya mengontrol
(pengawasan), serta sulitnya melakukan pembagian dan penggunaan mesin baru
sehingga sulit menekan biaya produksi atau meningkatkan produksi.
Ciri-ciri sistem produksi putting
out, yaitu:
·
Para pekerja membawa pekerjaanya ke
rumah masing-masing.
·
Majikan (employer) memberikan
fasilitas atau material yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan yang dipesan.
Contoh Sistem Produksi Putting-out
Salah satu
contoh sistem produksi putting out yaitu pada proses penyambungan benang yang
terbuat dari serat batang pisang, benang ini nantinya digunakan untuk pembuatan
kain. Benang ini di datangkan langsung dari Bandung kepada seorang employer
(majikan) yang kemudian oleh employer tersebut di serahkan kepada para pekerja
atau biasanya pekerja sendiri yang mengambil serat batang pisang kasar yang
disediakan oleh employer untuk diolah sampai dihasilkan benang halus yang telah
dan disambung secara manual oleh para pekerja dengan menggunakan alat yang
disediakan oleh employer. Untuk 1kg benang yang telah diolah pekerja, dihargai
sebesar Rp.40.000; oleh employer.
Benang
dari serat batang pisang, di Sungai Pinang, Ogan Ilir (foto: ©2016 Indah
Maharani)
Benang
dari serat batang pisang, di Sungai Pinang, Ogan Ilir (foto: ©2016 Indah
Maharani)
Sistem Produksi Pabrik
Sistem produksi pabrik muncul
seiring dengan munculnya industrialisasi. Penemuan mesin-mesin berpresisi
tinggi menghasilkan mutu, memudahkan pekerjaan manusia, tidak banyak membutuhkan
banyak tenaga manusia dan meningkatkan jumlah produksi. Dengan kehadiran mesin,
pekerjaan dipecah menjadi banyak sehingga setiap orang tidak selalu memerlukan
keterampilan khusus yang membutuhkan biaya mahal.
Ada beberapa keuntungan bila
pekerjaan dibagi dalam banyak bagian, yaitu pekerjaan kecil dan sederhana dapat
dikerjakan semua orang, produktivitas setiap pekerja menurut satuan
pekerjaannya menjadi meningkat, dan produktivitas akhir setiap pekerja
meningkat pesat.
Pada sistem produksi pabrik seluruh modal, alat dan alat mesin hingga pemasaran sepenuhnya dikuasai oleh pedagang/ pengusaha sehingga pengusaha mempunyai posisi tawar yang sangat kuat. Oleh karena itu, dapat dimengerti bila orientasi pokok pengusaha hanya tertuju pada kapasitas paham bagaimana orang dapat terus memupuk dan meningkatkan investasinya. Hubungan antara karyawan dan pengusaha adalah formal. Untuk menekan ongkos produksi, pengusaha tidak segan-segan mempekerjakan wanita dan anak-anak.
Pada sistem produksi pabrik seluruh modal, alat dan alat mesin hingga pemasaran sepenuhnya dikuasai oleh pedagang/ pengusaha sehingga pengusaha mempunyai posisi tawar yang sangat kuat. Oleh karena itu, dapat dimengerti bila orientasi pokok pengusaha hanya tertuju pada kapasitas paham bagaimana orang dapat terus memupuk dan meningkatkan investasinya. Hubungan antara karyawan dan pengusaha adalah formal. Untuk menekan ongkos produksi, pengusaha tidak segan-segan mempekerjakan wanita dan anak-anak.
Ciri-ciri sistem produksi pabrik:
- Pada sistem produksi pabrik seluruh modal, alat dan alat mesin hingga pemasaran sepenuhnya dikuasai oleh pedagang.
- Produksi menggunakan mesin.
- Terdapat pembagian kerja untuk para karyawan/pekerja.
Contoh
sistem produksi pabrik
Salah satu contoh sistem produksi
pabrik yang ada di daerah Sungai Pinang yaitu pada suatu pabrik pembuatan tahu,
dimana pabrik ini mempekerjakan para karyawannya untuk melakukan pembuatan
tahu, tiap-tiap pekerja mengerjakan pekerjaan yang berbeda, misalnya untuk
perendaman dan pencucian kacang kedelai dilakukan oleh pekerja A, penggilingan dengan mesin dilakukan oleh
pekerja B, perebusan oleh pekerja C, penyaringan dan penambahan asam cuka oleh
pekerja D, pencetakan oleh pekerja E, dan pemotongan tahu oleh pekerja F dan
begitu seterusnya yang terdapat di sistem produksi pabrik.
Pabrik
pembuatan tahu, di Sungai Pinang, Ogan Ilir (foto: ©2016 Indah Maharani)
Persamaan
dan Perbedaan Sistem Produksi Gilda, Putting Out dan Pabrik
Persamaan
antara ke tiga sistem produksi tersebut ialah adanya seorang majikan yang
memimpin suatu produksi, misalnya pada sistem produksi gilda terdapat seorang
master yang mempunyai modal dan alat produksi. Pada sistem produksi putting out
dipimpin oleh seorang majikan (employer) yang mempunyai modal dan menyediakan
alat untuk para pekerjanya bekerja. Dan pada sistem produksi pabrik terdapat
seorang bos atau pengusaha yang memegang modal dan mempekerjakan karyawan di
pabriknya.
Perbedaan
antara ke tiga sistem produksi tersebut yaitu dapat dilihat dari para
pekerjanya, misalnya saja pada sistem produksi gilda, pekerja yang bekerja
haruslah memiliki keterampilan khusus dan bekerja bersama-sama masternya. Pada
sistem produksi putting out pekerja dapat membawa pekerjaannya kerumah mereka
masing-masing sehingga tidak terdapat jam kerja khusus, mereka dapat
mengerjakan pekerjaannya kapanpun mereka sempat tanpa diawasi langsung oleh
majikannya. Sedangkan pada sistem produksi pabrik, para pekerja bekerja di
pabrik dengan adanya batas waktu tertentu atau berdasarkan jam kerja tertentu,
mereka mengikuti prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan di pabrik.
halo boleh minta daftar pustakanya?
BalasHapus